aL Qur'an

Kita pasti kenal Al quran, karena sebagai orang islam yang hidup dalam komonitas islam pula, sejak belum lahir pun kita sudah dibisiki dengan ayat-ayatnya. Sedari kecil kita sudah diperkenalkan untuk mengeja huruf demi huruf dan kalimat demi kalimatnya hingga kita pun dapat meraba ayat-ayat serta surat-suratnya. Membaca ayat-ayat Al quran, demikian selama ini kita diajari. Tanpa mengerti artinya pun sudah ibadah, apalagi bagi yang mengerti. Begitulah kemurahan Tuhan. Tapi, apakah sebenarnya maksud Al quran diturunkan? Apakah hanya sekedar untuk dibaca sesuai dengan namanya sendiri, Quran, yang berarti bacaan? Tentu saja tidak. Tapi Al quran itu untuk dibaca kalimatnya, dimengarti artinya, direnungkan kandungannya, dan diamalkan pesannya. Itulah tujuan seutuhnya. Tapi, seperti yang telah kita ketahui bahwa hanya segelintir orang yang mungkin bisa demikian. Jadi, apakah Al quran itu hanya diperuntukkan buat para orang `Alim yang dapat menguasai kriteria yang tersebut diatas? Sekali lagi tidak. Karena Al quran diturunkan oleh Alloh berperan sebagai rahmat, dan siapapun berhak dan pantas untuk mendapatkan rahmat itu. Al quran akan merangkul siapa pun, kapan pun dan dimana pun tergantung pada kondisi batin & kapasitas pemikiran si pembaca. Tak menampik apakah itu orang islam atau bukan.
Bagi para pakar sosiologi, Al quran akan tampil sebagai kitab yang mencetuskan teori-teori sosial yang mengagumkan. Bagi para filosof, fisikawan, sejarawan, rohaniwan, sastrawan, budayawan dan para ahli lainnya Al quran merupakan sumber inspirasi yang subur yang tak pernah kering dengan teori-teorinya yang autentik yang tak dapat dipertentangkan. Itu sebabnya Al quran disebut dengan kitab multiwajah, karena semua orang pasti bisa berekspresi dan berinteraksi dengan Al quran sesuai dengan anggapan dan prasangkanya terhadap Al quran. Ya meskipun semua itu berbeda-beda. Karena sesungguhnya al quran adalah firman Alloh Swt yang berperan kongkrit sebagai pengganti-Nya di dunia sebagai penunjuk dan Rahmatan lil Alamin. Jadi, apapun anggapan kita terhadap Al quran sebenarnya itulah anggapan kita kepada Alloh. Dan Alloh akan selalu berada dalam anggapan itu, Ana `Inda Dhonni Abdiby.
Maka secara melihat dari semua itu dapat disimpulkan bahwasannya Al quran bukanlah hanya sekedar bacaan biasa, tapi merupakan bacaan tentang jati diri. Jadi kita sebagai orang mukmin yang selalu ingin berislam dengan kaffah, baik dalam aqidah, ibadah ataupun akhlaqiah. serta berkepribadian dan berpemikiran yang selalu cocok dengan Al quran, hendaknya kita selalu berperasangka baik kepada Alloh dan menjernihkan/mensucikan kondisi batin kita dengan jalan mempelajari hikmah bersesuci/berwudhu` serta ta`awudz yang selalu kita kerjakan sebelum kita membaca

K A R E N A M U

Perpisahan itu telah membuatku resah
Dan torehkan luka yang terus menganga
di kalbuku yang masih dahaga telaga cintamu
Sungguh aku tak mampu kehilanganmu
Sosokmu yang teramat sempurna di mataku
Tak mengidzinkan untuk sedikit membuka celah
Karena memang tak ada yang sanggup
Menggetarkan hatiku
Yang terlanjur beku karena cintamu.
Lentera kecil dihatiku kian meredup
Membuatku tak merasa apa yang kurasa
Hingga aku takut tak bisa lagi
Menerima kehadiran rasa yang paling indah
Bernama cinta.
Semua itu karenamu,
Karena kenangan yang terlalu manis
Yang tak mudah terkikis
Walau dengan tangis.
Sekarang tolong beri tahu aku
Bagaimana caranya
Menghapusmu dari hatiku?
Hanya itu

KETIKA CINTA HARUS MEMILIH

Ketika Sang fajar mulai muncul mengintai bumi, hati tak kuasa menahan perihnya gelombang asmara percintaan. Kicauan burung menyanyikan melodi cinta terdengar dari sudut-sudut alam yang mengintai sang insan yang lagi merana dibalik batu taman bimbi.
Kedurjanaan telah merantai relung kalbu yang penuh dengan tawa bahagia dikala sang fajar melambaikan tanganya di Alam raya, suasana terasa gelap gulita mengalabui pakian alam yang penuh dengan warna warni keindahan. Mulut terasa bungkam dan terkatup disaat sang bidadari terbang dari kayangan menjelma dihadapanku merayu-rayu meminta perhatianku, memupuskan kemauan hatiku yang sudah terbang bak pasawat Adam Air yang ingin menghampiri kota Paris nan jauh disana. Bidadari itu telah menghipnotis kemauanku dan cita-citaku yang melambung tinggi diatas sana mencari jati diri untuk masa depanya, namun…! Aku sadar bahwa bidadari ini adalah makhluk utusan Tuhan yang diturunkan untuk menguji nyaliku dihadapan tatapan kesuksesan di alam indah ini.
Keluargaku adalah orang agamis dan akademis yang ingin memberikan penghargaan termulia terhadap anaknya tuk menghadapi masa depan kelak.. Kurundingkan kedua cintaku terhadap orang yang memberikan titisan darahnya terhadap diriku dalam rangka memilih yang terbaik dalam aplikasi hidupku ini, tapi keadaan, ucapan dan kemauanya berbeda dengan harapanku yang terlena akan bidadari cantik itu. Perasaan jiwaku selalu tertuntut memenuhi tuntutan perasaan birahi.yang aku miliki, itulah gravitasi cewek yang mempunyai nama LAYLA yang selalu membuatku terhipnotis disaat melihat bibir merah delimanya.
Namun…! kuucapkan lafal pujian terima kasih terhadap Tuhan, ketika kuingat diriku akan terombang ambingnya perasaanku dikala aku harus memilih dua cinta yang aku miliki. Dikarenakan aku bisa memilih cinta yang terbaik dalam aplikasi hidupku ini berkat wadaliini yang so’ penda’i hebat dalam memberikan tausiahnya terhadap diriku. “Cinta bisa membutakan dan kadang bisa membahagiakan asalkan tidak didasari nafsu birahi”, itulah perkataan temanku yang so’ bijak dikelas XI.
Hari demi hari ku lalui dengan dipenuhi hantu kebingungan yang kian tidak menentu arah hidupku, kemana kaki harus melangkah dan kemana tangan harus meraba mencari solusi kemauan hati yang kontraduktif? Dan akhirnya kupasrahkan diri kepada Sang Ilahi Robbi sebagai manevestasi kelemahan insan dengan sholat Istikhoroh dalam rangka mengharap petunjuk-Nya

Islam Bukan Konsep

Zaman modern telah merambat kemana-mana baik di timur maupun dibarat disertai dengan efeknya terhadap mayoritas manusia, terutama bagi kalangan remaja. Banyak anak remaja dizaman modern yang bertingkah tidak sesuai dengan jati dirinya atau dengan kata lain bertingkah imitatif. Semua itu bisa terjadi dengan berbagai faktor pengglobalisasi cara hidupnya. Yang paling berpengaruh dari globalisasi itu ialah adanya bermacami media yang selalu menyodorkan tayangannya terhadap remaja dengan mempromosikan mode atau tren-tren ala barat yang tidak relevan dengan norma-norma doktrin agama islam. Sehingga orang yang jadi penonton setia terpengaruh dengan tayangan yang tidak mendidik itu, banyak anak remaja zaman sekarang yang mengkonsumsi produk kultural barat tanpa melakukan penetralisiran terlebih dahulu, seperti halnya mereka mengidolakan Nabi-nabi palsu mereka (artis) yang notabenenya tidak mengenal ajaran syare’at agama, sehingga merekapun rela mengorbankan diri mereka demi sang idolanya itu. Ironisnya hal itu telah merasuk kepada jiwa-jiwa yang selalu di hembuskan dengan hawa malaikat, sehingga merekapun menghilangkan identitas diri mereka dari ekstensi substasialnya. Mereka tidak sadar akan diri mereka yang telah diperkosa oleh trend-trend yang tidak sesuai dengan eksistensi diri mereka yang sebenarnya. Mungkin bisa ditoleransi kalau hal itu terjadi pada orang yang tidak mengenal rambu-rambu syareat, karena mereka tidak tau dalam memberi penilaian terhadap dirinya, tapi sangat disayangkan kalau hal itu terjadi pada orang yang notabenenya mengenal ajaran syare’at (katakanlah itu santri yang berdomisili dipesantren)
Menurut Dr. Umar Hasyim, anak remaja hidup dalam dua dunia, yang mana kedaan ini sangat berpengaruh bagi perkembangan masa remajanya:
1. Dunia hayalan, anak remaja selalu mendambakan apa yang tidak di milikinya
2. Dunia nyata, yang menuntut manusia harus bertindak secara realistis dan obyektif
Kemajuan modernisasi bukan saja membawa dampak positif terhadap perkembangan islam, tapi malahan sebaliknya, dengan kamajuan modernisasi banyak orang yang semakin jauh dengan norma-norma doktrin agama islam. Dengan kemajuan modernisasi pula banyak orang yang mengharap akan kemajuan dan perkembangan sub kulturalisasi agama islam, agar agama islam tidak di katakan kolot dan terbalakang, tapi realita berbicara lain, bahwa dengan kemajuan modernisasi kulturalisasi agama islam tercederai atau di perkosa oleh trend ala budaya barat. Maka sangat relevan kalau Rasulallah bersabda, ”Ummatku akan mengikuti cara hidup orang Yahudi dan Nasrani sedekit demi sedikit, sekalipun mereka masuk kelubang biawak.”
Agama selalu memberikan motivasi terhadap pengikutnya agar hidup kreatif, tapi bukan dengan cara mengikuti tren ala barat yang ditayangkan diberbagai media elektronik. Islam bukan agama konsep dan teori yang dibaca secara leteral saja tanpa mengaplikasikan kandungannya, tapi islam adalah agama yang akan membawakan kesejahteraan bagi manusia di muka bumi ini dengan memberi injeksi pendidikan kepada umatnya, dan hal itu tidak bisa diraihnya kecuali dengan mengaplikasiakan ajarannya secara intensif dan koprehensif.
Orang islam di zaman globalisasi sekarang ini banyak yang tidak mengakui akan identits diri mereka. Mereka gengsi kalau harus menampilkan kulturalisasi yang dinilai kolot oleh orang non islam, misalkan menampakkan pakaian yang sesuai dengan jatidirinya sebagai orang islam, mereka lebih memilih pakaian yang super mini and ketat yang tidak mencerminkan kultural islam.

ولن ترضى عنك اليهود والنصارى حتى تتبع ملتهم. الاية

Golongan missionaris dan zionis tidak akan pernah putus asa untuk mengkolonialisasi ummat islam lewat berbagai cara. Sehingga orang islam patuh dan tunduk terhadapnya. Kalau saya amati, ternyata orang-orang missionaris mulai berhasil melakukan visi dan misinya lewat kulturalisasi islam, sehigga orang yang dulunya dikenal sakral oleh masyarakat telah berubah menjadi orang yang di khawatirkan oleh mesyarakat, siapa lagi kalau bukan orang islam itu sendiri. Mereka sudah menjadi buah bibir masyarakat, karena kelakuanya banyak yang sudak tidak mencerminkan ekstensi dirinya, Mereka berpakian yang tidak mencerminkan kultural islam, kalau mereka di introgasi mereka bilang dengan nada setoi ”gaul meen…!!!” padahal mereka tidak tau arti gaul yang sebenarnya. Mungkinkah kita sadar akan kelakuan kita sendiri. yang perlu kita sadari bahwa kultur agama kita sudah diperkosa oleh budaya luar.

bahaya matrealis

Kondisi dunia telah berubah sesuai dengan tuntutan zaman yang merongrong manusia agar hidup kapitalis dan matrealis. Hal itu terbukti di dunia yang termasuk dalam katagori negara maju seperi Amerika dan Eropa. Namun terlepas dari itu semua, kita sebagai orang Islam harus mawasdiri dan sensitif dengan keadaan dunia kapitalis dan matrealis, karna itu bukan tujuan utama dan partikulir dalam hidup yang sementara ini. Apa lagi orientasi hidup seorang muslim adalah kebahagiaan dunia dan akhirat, dan kebahagiaan itu tidak tergantung pada dimensi kapital dan materi. Sangat amoral jika seorang muslim atau muslimah dalam memberi setandar atau mengukur kebahagiaan hanya terletak pada materi beleka, tanpa memperhatikan takdir yang sudah ditentukan dan digaris bawahi oleh Allah SWT tentang ketentuan adanya rizqi materi.

Islam menjungjung tiggi kesataraan dalam hidup ini. Islam tidak membenarkan adanya hidup kapitalis dan matrealis, seperti yang direalisasikan oleh orang barat. Oleh karna itu, Islam mewajibkan zakat terhadap umatnya sebagai manifestasi dan refleksi dari ekstensi kehidupan sosialisme. Jadi tidak etis dan logis kalau orang Islam menilai bahwa kehdupan ini hanya terletak pada materi saja, apalagi penilaian itu dilontarkan oleh kaum hawa yang sifatnya pasiv (menuggu) dalam menentukan pendamping hidupnya.

Cobalah kita bercermin dan mengkaji historis hidup yang direalisasikan oleh Rosulullah SAW, maka kita akan menemukan pelajaran berharga tentang suatu revolusi perjuangan Islam, dimana waktu itu Rosulullah SAW mengawini Siti Khotijah yang notabeninya termasuk orang hartawan dan bangsawan. Dengan begitu yakin dan cintanya kepada Rosulullah Siti Khotijah mendermakan dan mengoprasionalkan semua hartanya demi perjuangan suminya, sehigga suaminya menaruh perhatian lebih tehadapnya dibandingkan dengan istri-istrinya yang lain.

Yang perlu dicatat dan digaris bawahi dari ilustrasi historis hidup Rosulullah diatas ialah; “Yang lebih etis dan berhak untuk mempuanyai sifat matrealis itu ialah kaum adam mengingat tangung jawab dan beban yang disandangnya lebih banyak daripada kaum hawa,” apalagi Nabi pernah bersabda tentang cara orang laki-laki memilih pendamping hidupnya dengan mendahulukan materi.

تنكح المرأة لأربع: لمالها, ولنسابها,ولجمالها, ولدينها. الحديث
ARTINYA:
Orang perempuan boleh dinikahi atas empat dasar:
1). Harta (orang kaya).
2). Nasab yang baik (bukan anak orang bajingan).
3). Kecantikan (bersifat relative bagi kaum laki-laki).
4). Agama (agama islam)

SIZUKA, TERSENYUMLAH…!!!

“JikA kaU bErSeDih
SuDikaH kAu
mEmBagi kEseDiHaN iTu deNgAnQ?
Bila Kau GeLiSaH
MaUkaH Kau
MeNumPahKan keGeLisaHan iTu PadaQ?
DaN kEtiKa kAu mEnaNgiS
IDziKaN AirMaTamU TeRtAmPunG di HaTiQ”

Begitulah diantara sekian banyak sms Doraemon yang selalu ia kirimkan sekedar untuk menghibur hati Sizuka. Memang, sejak tiga bulan yang lalu, sejak Nobita pergi meninggalkan dia untuk selamanya, hatinya selalu diselubungi kabut-kabut duka berkepanjangan yang seakan tiada akhir. Ia begitu sock dan kaget atas kabar kematian Nobita disebabkan kanker otak yang dideritanya itu. Pada mulanya ia sangat menentang atas kabar itu. Karena menurutnya, tak sedikitpun Nobita mengeluh atau pun bercerita tentang penyakitnya itu. Namun akhirnya ia sadar dengan disertai linangan air matanya, saat dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa jasad sang kekasih tambatan hatinya sudah terbujur kaku tanpa ekspresi di depannya. Ia terisak, tersedu, dan … “Gak mungkin, gak mungkin, ya Alloh…… mengapa Engkau mengambilnya dariku? Mengapa, padahal Engkau Maha Tahu kalo aku sangat mencintai dia? Aku tak bisa hidup tanpanya……,” ratapnya sembari menutupkan kedua tangannya di mukanya, seakan tak rela. Hingga akhirnya dia pun luruh dalam pelukan ibunya, pingsan.
Sejak kejadian itu, Sizuka seakan tak bergairah lagi menjalani kehidupannya. Hari-harinya dilalui bagaikan palsu. Waktu-waktunya hanya dihabiskan dengan melamun. Ia terlihat begitu menderita, tak pernah sedikitpun ia beranjak sekedar untuk menepis ataupun melupakan penderitaanya. Saakan ia begitu akrab dan bersahabat dengan deritanya itu. Mungkin inginnya dia bisa larut dan menyatu dengan derita itu, hingga segala aktifitasnya pun terbengkalai. Seluruh keluarganya panik dan menghawatirkan keadaannya. Bermacam cara telah mereka lakukan untuk menghibur dan meyakinkan hatinya. Tapi gagal. Hingga akhirnya Doraemon, sahabat Nobita sekaligus teman akrabnya, merasa iba dan berkeinginan untuk menghiburnya.
Doraemon mencoba menghibur hati Sizuka. Mengajaknya tuk menertawakan kepedihan, menasehatinya agar mencela penderitaan, dan mengajarinya supaya mengingat-ingat kembali bagaimanakah cara tersenyum. Dia dengan sabar menulis sms untuk Sizuka, entah itu sms lucu atau pun nasehat, meski tak satu pun dari puluhan sms itu yang dibalasnya. Dia pun sering ke rumah Sizuka, sekedar untuk mengajaknya bicara agar ia tidak melamun terus-terusan atau kadang ia menghiburnya dengan cerita-cerita humornya. Doraemon sudah tidak asing lagi bagi keluarga Sizuka, bahkan orang tua Sizuka sering memanggilnya untuk membujuk sizuka, saat dia tidak mau makan. Mereka sangat bersyukur atas kehadiran Doraemon yang bisa membuat Sizuka sedikit berubah dari keterpurukannya.
Pada suatu hari. “Pak, gimana ya kalo kita menjodohkan Sizuka dengan Doraemon saja? Soalnya mama yakin kalo Doraemon pasti bisa membahagiakan dia,” kata mama Sizuka. “Kalo papa ikut gimana baiknya aja ma, Kayaknya sich mereka memang cocok,” jawab papanya. Dan setelah dimusyawarahkan dengan keluarga besar Doraemon, ternyata hal itu disambut baik oleh mereka. Akhirnya mereka sepakat untuk menjodohkan Sizuka dengan Doraemon dan mereka tinggal mencari waktu yang tepat untuk menentukan hari pertunangan mereka berdua.
Mendenar rencana pertunangan itu Sizuka sangatlah terkejut, terlebih-lebih Doraemon. Doraemon benar-benar kaget dan tak yakin atas rencana itu. “Gimana bisa seperti ini?” gumamnya. Karena dia menganggap bahwa segala perhatiannya selama ini terhadap Sizuka hanyalah sekedar perhatian seorang sahabat yang tengah prihatin melihat keadaan sahabatnya, tidak lebih. “Kamu mencintainya?” sungguh, dia benar-benar tidak bisa menjawab saat Jayen, sahabatnya, menanyakan seperti itu. “Lalu, apa kau menerima begitu saja rencana pejodohan itu jika kau tak mencintainya?” Tanya sahabatnya lagi. “Friend…… do’akan aku. Semoga Tuhan memberi jalan yang terbaik atas masalah ini. Tapi yang jelas, kalau ini memang yang terbaik buat Sizuka, apa pun akan ku lakukan demi kebahagiaannya dan juga demi sahabatku Nobita karena dia pernah memintaku untuk selalu menjaganya,” ungkap Doraemon datar, sedatar tatapannya yang lurus ke depan seakan menerawangi demensi alam tanpa batas. Begitu juga dengan Sizuka. Saat itu dia bagai terperangkap dalam badai kebimbangan. “Duhai Nobita kekasihku…… katakan padaku, apa yang harus aku lakukan? Aku harus bagaimana?” ia mengeluh dalam isakan panjangnya. Dia juga merasa tidak enak sama Doraemon karena sejak kejadian itu dia tidak pernah telpon, sms, apalagi mendatangi rumahnya lagi. Fikiran Sizuka kian terbebani dengan masalah itu hingga sedikit demi sedikit kondisinya kembali memburuk seperti saat ia kehilangan Nobita beberapa bulan yang lalu. Orang tuanya pun kembali bingung. Mereka mencoba menelpon Doraemon, tapi akhir-akhir ini nomornya tidak pernah aktif. Akhirnya, karena sekedar ingin menghibur hati Sizuka, mereka berencana mengajak Sizuka untuk bertamasya. Pada mulanya dia tidak mau. Tapi setelah dibujuk oleh mamanya akhirnya dia mau juga. Mereka juga mengajak Doraemon beserta keluarganya dalam kesempatan itu.
Hari itu. Saat mereka tengah asyik melihat-lihat beraneka macam bintang dalam kebun binatang itu. Tiba-tiba saja Rizuki, adik Sizuka, merenggek-renggek pada mamanya “Ma…… Rizuki pengen itu!!” renggeknya sambil menunjuk seorang pemuda bertopi dan menggendong ransel yang sedang asyik memotretkan kamera digitalnya pada aneka binatang di depannya. “Ga’ boleh…… !!” sahut mamanya. Tapi dia terus merenggek dan menyebut-nyebut kamera digital itu, hingga akhirnya terdengar oleh sang pemuda itu. Spontan saja dia menoleh sambil membuka topinya. “Adek pengen ini?” ungkapnya sambil menjulurkan kameranya pada Rizuki. Mereka tersentak kaget, semua tercengang, kaget melihat raut muka sang pemuda yang tengah tersenyum aneh di hadapan mereka. Mereka masih terdiam dibungkam ketidak percayaan, terutama Sizuka. Dia terpaku kekal di hadapan pemuda itu. Tanpa terasa airmatanya menetes dalam ketercengangannya. Dia benar-benar kaget, tak percaya, tak mungkin, ah…… “Kak Nobita…!! Kakak kemana aja sich sekalang kok ga’ pelnah main ke lumah? Kiki kan kangen,” sapa Rizuki sambil berhambur ke pelukan pemuda itu. “Nobita…??!” pemuda itu membatin sambil mengerutkan keningnya, heran. “Ee… iya… anu… kakak akhir-akhir ini sibuk banget, jadi ga’ bisa maen ke rumah adek,” jawabnya gugup sembari memeluk Rizuki. Sizuka semakin terpaku dalam kebisuannya, airmatanya kian tercucur, kakinya gemetar seakan ditopangi berjuta ton pemberat ditubuh indahnya itu. “Benarkah kau Nobita??” jerit batinnya. Doraemon pun masih bingung. Lidahnya kelu tak kuasa berkata meski sekedar tuk bertanya; siapa sebenarnya pemuda itu? “Tak mungkin dia Nobita,” dia mencoba meyakinkan hatinya karena dia sadar bahwa sahabatnya itu sudah meninggal dunia.
Pada mulanya pemuda itu merasa heran dan aneh melihat orang-orang di hadapannya yang kelihatannya sangat kaget melihatnya. Tapi entah kenapa setelah sedikit bercanda-canda dengan Rizuki ia sepertinya cuek-cuek saja kayak tidak ada masalah. Padahal, dia sudah melihat dengan jelas kalau orang-orang di depannya masih diselubungi kebingungan, terutama Sizuka yang masih saja menangis dalam kebisuannya. Tapi pemuda itu terus saja tersenyum tenang seakan tak mempedulikan mereka.“Emm…anu…ngomong-ngomong kamu……,”Doraemon membuka pembicaraan, tapi dia masih gugup. “Maksud kamu, siapa saya…?” sahut pemuda itu yang hanya dibalas dengan saling pandang oleh mereka sebagai tanda bahwa mereka masih tidak mengerti. Kemudian “Nich…… coba lihat!!” kata pemuda itu sambil memberikan sebuah foto yang diambil dari ranselnya. Mereka mengamati foto itu. Yang jelas foto itu adalah foto pemuda itu bersama seseorang yang sama persis dengannya, baik mukanya atau perawakannya, hanya rambut salah satu dari mereka agak panjang. “Itu adalah fotoku bersama kakakku,” ungkapnya. Mereka semakin bingung dan penasaran; siapa sebenarnya pemuda itu. “Oh iya…… perkenalkan, namaku Sunio, dan yang rambutnya agak panjang di foto itu adalah saudara kembarku. Dia adalah kakak yang baik, kami begitu dekat,” katanya datar, seakan memendam beban yang begitu besar di hatinya. “Tapi, lima tahun yang lalu kami broken home, kedua orang tua kami bercerai. Aku dipaksa untuk ikut bersama ayah ke luar kota sedangkan dia tetap tinggal bersama mama. Dia adalah kakak yang baik. Dia adalah kak Nobitaku,” imbuhnya. Semua tercengang mendengar cerita itu. Mereka saling pandang dan kemudian larut dalam perasaannya masing-masing. Ternyata Nobita memiliki saudara kembar. “Dan ketika kami mendengar kabar kalau kak Nobita telah meninggal, papa menyuruh ku tuk menemani mama karena mungkin dia sangat sedih dan kesepian,” Sunio melanjutkan ceritanya, tampaknya dia sangat bersedih. “Nak Sunio, kami juga sangat kehilangan atas kepergiannya. Semoga saja dia mendapatkan tempat yang layak di sisiNya,” kata papa Sizuka, berusaha menegarkan hati seseorang yang sebentar lagi akan menjadi tetangga barunya itu.
Sizuka sangat terkejut atas kejadian itu. “Betapa rumitnya tangan-tangan takdir mempermainkan skenario hidupku,” ia mengeluh. Bagaimana tidak, sudah sekian lama dia berusaha tuk memendam luka di kedalaman hatinya dan mengubur kenangan-kenagan silam antara dia dan Nobita. Tapi tiba-tiba saja luka itu kembali berdarah-darah dan bayang-bayang masa lalunya kembli datang menjelma ibarat monster yang menakutkan dan menggelisahkan hatinya. Dia memejamkan matanya mencoba tuk menyelami kedalaman hatinya. Sungguh, sejauh ini dia masih belum bisa memahami dan memaknai perasaannya sendiri. Dia seakan terjebak dalam perasaan-perasaan itu. Disatu sisi dia masih sangat mencintai Nobita dan tidak bisa melupakannya. Apalagi sejak dia bertemu dengan Sunio, dia merasa bahwa Sunio adalah sosok renkarnasi dari Nobita yang sengaja dikirim oleh Tuhan untuk menutupi lubang dalam hatinya. Tapi disisi yang lain dia tidak ingin menyakiti kedua orang tuanya yang sudah menjodohkannya dengan Doraemon. Orang tua Sizuka sebenarnya kini sudah sadar kalau putri tercinta mereka pada kenyataannya tidak bisa melupakan Nobita dan masih mencitainya, tapi mereka tidak bisa berbuat banyak karena mereka sudah terlanjur menjodohkannya dengan Doraemon. “Semoga saja Tuhan memberi kebahagiaan untuknya,” doa papanya sembari menghembuskan nafas beratnya. Doaremon pun kadang bertanya-tanya pada hatinya sendiri; “Mampukah aku membahagiakan Sizuka? Kalau pada kenyataannya dia tidak mencintaiku,” monolg hatinya.
Sizuka tersadar dari lamunan panjangnya kala HPnya tiba-tiba bordering. Dia terperanjat kaget saat melihat nama yang tertera di layar HP itu; “MY HEART” calling. Sudah tiga bulan lebih nomor itu tak menghubunginya. Rindu kembali menjajah hatinya. Tangannya terasa kaku, airmatanya kembali berderai, sungguh dia benar-benar tak kuasa mengangkat telepon itu. Aduhai… baru saja dia belajar untuk bangkit dan menatap ke depan serta tak ingin menoleh pada masa lalunya yang sudah membisu. Tapi entah kenapa kenangan itu kembali datang memanggil-manggilnya, mencabik-cabik perasaannya. Panggilan itu tak terjawab. Dia menghapus airmatanya saat satu pesan singkat (sms) hinggap di HPnya. Dia membacanya……
Dari; My Heart
AnDai Q pUnYa
sEGuDaNg kEbAhAgiAan
MaKa sEmUaNyA
kAn Q pErSeMbAhKaN
Hanx TeRuNtUk
2an Pu3 Sizuka.
By; 2an MuDa SuNio

Sms dari Sunio. Sunio sudah tau semuanya, mamanya sudah menceritakan semua tentang hubungan kakaknya dengan Sizuka. Dan setelah mambaca sms itu Sizuka akhirnya sadar, ternyata itu bukan Nobita tapi Sunio.“Nobita sudah mati,” dia membatin. Sekali lagi dia memejamkan matanya, kemudian mencoba membalas sms itu …
To; My Heart
JiKa kAu pUx sEgUdAnG
keBaHaGiaAn
IdziNkaN aQ meMinTanYa
SeGenGgAm sAjA.
SuDikAh KaU mEnGhAdiRi
pEsTa pErtUnAnGaNQ
MiNgGu DePaN?

Berat sebenarnya dia mengirim sms seperti itu, tapi dia harus tegar dan realistis demi meyaqinkan hatinya. Ternyata, bekas-bekas lara masih tersisa di hatinya.
Malam menjelma, menyisakan aura senja yang masih tersisa. Bintang gemintang sudah mulai mengerlingkan cahaya keindahannya. Entahlah, mengapa malam nampak begitu indah? Mungkin ia tak mengerti akan sebongkah kegelisahan yang kini tengah menyelimuti hati Sizuka. Sizuka masih mematung di depan kaca riasnya. Padahal, para undangan sudah mulai berdatangan menghadiri ruang tamunya. Sesekali dia menarik nafasnya dalam-dalam sambil terus memandangi potret dirinya dan mencoba berdialog dengannya “Sizuka, setegar apakah dirimu, hingga kau terus bersembunyi dalam selimut kemunafikan??” bisik hatinya. Tiba-tiba saja bayang Nobita kembali menyelinap ke dalam relung hatinya. Dia menghembuskan nafas beratnya dan berkata lirih seakan ingin membisiki bayangan itu, “Nobita… maafkan aku. Bukan maksudku tuk menghianati cintamu, tapi……”desahannya terputus. “Sizuka… sudah siap nak?” mamanya mengetuk pintu kamarnya. Dengan langkah gontai dia membuka pintu itu sembari mengusap sisa-sisa air matanya, masih kentara gurat-gurat kesedihan di raut wajahnya. “Sudah siap nak? Tamu-tamu sudah pada datang lo…,” ucap mamanya, terdengar jelas ada getar-getar keraguan dalam intonasinya. “Ma… doakan Sizuka ya,” Sizuka berhambur kepelukan mamanya. Pelukannya erat sekali, seakan ia ingin menumpahkan segala keluh kesahnya dalam pelukan itu. “Yang tegar ya sayang, semoga Tuhan selalu memberikan yang terbaik buat kamu,” bisik mamanya agak serak. “Kita keluar yuk, tamu-tamu di luar sudah penasaran lho pengen ngelihat putri mama yang cantik ini, tapi senyum dulu dong… biar kelihan lebih cantik,” bujuk mamanya sambil menghiburnya. Mereka melangkah menuju ruang tamu, semua orang memperhatikannya terutama keluarga besar Doraemon. Doraemon pun nampak tenang dengan seutas senyumnya yang kalem. Padahal sebelumnya dia sangatlah risau dengan pertunangan itu. Sesaat setelah itu, Sunio datang bersama mamanya yang kemudian disambut hangat oleh Doraemon. Dia tersenyum pada Sizuka seakan menggoda, tapi senyuman itu hanya dibalas dengan senyuman yang hambar seakan dipaksakan yang mengandung arti; Save My Soul. Sebentar lagi acara pertukaran cincin akan dilaksanakan. Tapi… “Para hadirin semua yang saya hormati. Terima kasih kami ucapkan kepada kalian semua Karena telah sudi menghadiri undangan kami,” Doraemon menyapa para undangan disertai senyum lebarnya. Semua mata tertuju padanya dan mendengarkan ucapannya. “Sebelum pertunangan ini dilakukan, saya ingin mengatakan satu hal yang mungkin tidak pernah kalian duga sebelumnya,” lanjut Doraemon. “Nobita adalah sahabat baikku. Kami sangat akrab, hingga aku dapat merasakan segala apa yang menjadi masalahnya, termasuk masalah cintanya dengan Sizuka dulu,” Doraemon memulai ceritanya. “Dia begitu menyayangi Sizuka dan tidak ingin mengecewakannya. Tapi dia merasa putus asa kala kanker otak divoniskan padanya hingga tak memberi kesempatan padanya tuk bernafas lebih lama lagi,” Doraemon menarik nafasnya dalam-dalam. Semua terdiam mendengar ceritanya. “Dan sebelum dia meninggal, dia pernah berpesan agar aku bisa menjaga Sizuka. Sizuka juga sahabatku. Aku pun ingin melihatnya bahagia dan ingin menjadi pelipur atas segala laranya karena aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri. Sebenarnya dari dulu aku sudah ragu, aku takut tidak bisa melaksanakan amanah sahabatku Nobita, aku takut tidak bisa menjadi sahabat yang baik buat Sizuka, namun aku selalu berusaha tuk membahagiakannya serta ingin menjadi bagian dari kegelisahan dan airmatanya. Tapi kini aku sudah tenang, karena sekarang sudah ada seseorang yang mungkin lebih pantas untuk menjaganya. Aku yakin dia pasti bisa membahagiakan Sizuka. Dia adalah sahabatku Sunio yang tak lain adalah adik kembar Nobita sendiri,” Doraemon tersenyum yakin sambil menepuk-nepuk pundak sahabat barunya itu. Sunio pun tanpak tenang, seakan sudah ada rencana sebelumnya. Memang, sejak pertemuan di kebun binatang itu, Sunio sudah ada rasa simpati pada Sizuka. Tapi dia hanya mencari waktu yang tepat aja untuk mengungkapkannya .Semua orang tampak saling pandang satu sama lain kemudian melemparkan pandangannya pada Sunio. Doraemon menatap kedua orang tuanya seakan meminta persetujuan. Akhirnya mereka menganggukkan kepala dengan disertai senyuman yang meyakinkan. “Jadi ku harap, malam yang indah ini bukanlah malam pertunangan antara aku dengan Sizuka, melainkan pertunangan antara Sizuka dengan sahabatku Sunio,” ucap Doraemon memutuskan. Sizuka tertunduk diam. Butir-butir air mata kembali menetes di pipinya. Dia bingung apa yang harus ia lakukan. Dia gemetar. Dia ingin ingin berontak dan lari dari acara itu, tapi kala matanya beradu dengan tatapan Sunio, jiwanya seakan luluh lanta tak berdaya. Sunio menghampirinya. “Tuan putri Sizuka, tersenyumlah…… !! dan idzinkan aku tuk buktikan padamu bahwa aku mampu tuk membahagiakanmu. Wahai tuan putriku…… sudikah kau menerima cintaku?” ucapnya romantis sambil mempersembahkan sebuah cincin kepada Sizuka. Sekali lagi Sizuka menatap lekat tatapan Sunio, seseorang yang kini menabur berjuta harapan untuknya, dia melihat bayang-bayang Nobita tengah tersenyum manis padanya dalam tatapan bening Sunio, tatapan yang sudah lama sangat ia rindukan. Tanpa terasa dia menjulurkan jarinya untuk di pakaikan cincin itu. Dia tersenyum di sela-sela derai airmatanya. Aduhai, senyumnya tak lagi hambar, bahkan sangatlah manis, semanis senyumnya pada Nobita, dulu.
Pakong, 31 Oktober 2009