Sya’ir-Sya’ir Cinta

Ku nantikan seberkas cahaya
Kala gelap kembali menyapa.
Ku lantunkan sya’ir-sya’ir cinta
Kala wajah ceriamu tiada lagi menggoda.
Telah ku terbangkan sayap harapan
Tapi langit tak ada jawaban .
Letih hatiku terselubung sendu
Mengharap sesuatu yang tiada menentu.
Aku tak tahu …
Rindu ataukah sentuhan angin lembut cinta
Kuasai hatiku?
Yang ku tahu
Diam-diam hati ini telah memuja mu.
Ku coba untuk ungkapkan segala rasa
Dengan sejuta cara.
Namun, lidah terasa kaku
Diam dan tetap membisu.
Mungkin hari ini kan bertanya
Apakah esok ku masih berkelana
Ataukah lusa butiran cinta dapat kau baca?
Dan hati terus saja berbisik,
Dapatkah ku meraih mu
Dengan segenap kekurangannku?
Ahh… …
Mungkin aku terlalu larut
Dalam indahnya mimpi khayalan.
Hingga ku telah berani menapakkan kaki
Dan melangkah menuju istana hatimu
Dengan secercah cahaya cinta
Yang hanya mampu bersinar di kedalaman jiwa.
Biarkan rasa ini tetap ada
Walau tak pernah terlafadkan dengan kata.
Biarkan aku memujamu dengan cara yang sederhana.


eL-shofia Linor

RiNdU sAmAr


Ku lukis rindu samar
Dengan bayang semumu
Ternyata……
Cinta ini tak berubah musim.

Pernah ku berlari kala rindu mengancamku
Tapi, saat ku merasa terlepas darinya
Seakan ada yang hilang dariku;
Jiwaku, cintaku, dan juga dirimu.

Hanpa ku rasa
Sepi menyiksa
Aku harus kembali
Karena aku dan rindu adalah satu.

T I R A N I H A T I

Bahasa terkelam
Terhenti di bibir malam.
Lilin temaram,
jiwa terajam.
Hati patah
Tangis pecah.
Ku ingin membeli
secercah cahaya pada malam,
Ku tawar saja kebahagiaannya,
Mencicipi ketenangannya.
Lalu ku hargai
dengan selembar kenangan.
Mereka bilang ini “cinta”
Tapi bagiku ini hanyalah mimpi.
Karena setelah ku terbangun,
Semuanya kosong dan hanpa.
Mereka bilang aku “naïf”.
Ku pasung saja doa tanpa tadah;
Semoga masih tersisa
Setitik cahaya buat gelapnya.

DALAM GELAP


Taukah kamu……?
Dalam gelap selalu ku hayati cahayamu
Berharap; sinar itu bisa ku dekap
Dan bisa terangi sudut hati yang semakin gelap.

Ah ……
Terlalu bersinar dan terlalu berarti
Cahaya itu untuk ku nanti.
Seakan tak ada ruang dan waktu untuk kudapati.

Lihat saja aku dengan keanggunanmu.
Dalam gelap ku tergeletak putus asa.
Biarlah ku kan menutup mata dengan erat
Dan menunggu gelap yang lebih pekat.