Ku hanya mampu mengagumimu
Dan melihat cahayamu
Dalam
setiap hening nafasku.
Karena aku terlalu jauh
Darimu dan
hatimu.
Kuciumi kenyataan ini,
Ah, masih ada aroma
kasta
Yang mensejajarkan kita
Dalam ketimpangan
logika.
Aku tak mampu
merasionalkannya.
Pernah ku menutup mata
Dan
memaksakan asa,
Tapi yang ku dapati hanya luka.
Kini
sudah ku fahami
Arti kegelisahan yang ku tapaki.
Hanya
hanpa, tidak lebih.
Dan biarlah
Ku kan bersembunyi disini,
Di
sudut tersepi ini
Bersama jerit hati abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar