bahaya matrealis

Kondisi dunia telah berubah sesuai dengan tuntutan zaman yang merongrong manusia agar hidup kapitalis dan matrealis. Hal itu terbukti di dunia yang termasuk dalam katagori negara maju seperi Amerika dan Eropa. Namun terlepas dari itu semua, kita sebagai orang Islam harus mawasdiri dan sensitif dengan keadaan dunia kapitalis dan matrealis, karna itu bukan tujuan utama dan partikulir dalam hidup yang sementara ini. Apa lagi orientasi hidup seorang muslim adalah kebahagiaan dunia dan akhirat, dan kebahagiaan itu tidak tergantung pada dimensi kapital dan materi. Sangat amoral jika seorang muslim atau muslimah dalam memberi setandar atau mengukur kebahagiaan hanya terletak pada materi beleka, tanpa memperhatikan takdir yang sudah ditentukan dan digaris bawahi oleh Allah SWT tentang ketentuan adanya rizqi materi.

Islam menjungjung tiggi kesataraan dalam hidup ini. Islam tidak membenarkan adanya hidup kapitalis dan matrealis, seperti yang direalisasikan oleh orang barat. Oleh karna itu, Islam mewajibkan zakat terhadap umatnya sebagai manifestasi dan refleksi dari ekstensi kehidupan sosialisme. Jadi tidak etis dan logis kalau orang Islam menilai bahwa kehdupan ini hanya terletak pada materi saja, apalagi penilaian itu dilontarkan oleh kaum hawa yang sifatnya pasiv (menuggu) dalam menentukan pendamping hidupnya.

Cobalah kita bercermin dan mengkaji historis hidup yang direalisasikan oleh Rosulullah SAW, maka kita akan menemukan pelajaran berharga tentang suatu revolusi perjuangan Islam, dimana waktu itu Rosulullah SAW mengawini Siti Khotijah yang notabeninya termasuk orang hartawan dan bangsawan. Dengan begitu yakin dan cintanya kepada Rosulullah Siti Khotijah mendermakan dan mengoprasionalkan semua hartanya demi perjuangan suminya, sehigga suaminya menaruh perhatian lebih tehadapnya dibandingkan dengan istri-istrinya yang lain.

Yang perlu dicatat dan digaris bawahi dari ilustrasi historis hidup Rosulullah diatas ialah; “Yang lebih etis dan berhak untuk mempuanyai sifat matrealis itu ialah kaum adam mengingat tangung jawab dan beban yang disandangnya lebih banyak daripada kaum hawa,” apalagi Nabi pernah bersabda tentang cara orang laki-laki memilih pendamping hidupnya dengan mendahulukan materi.

تنكح المرأة لأربع: لمالها, ولنسابها,ولجمالها, ولدينها. الحديث
ARTINYA:
Orang perempuan boleh dinikahi atas empat dasar:
1). Harta (orang kaya).
2). Nasab yang baik (bukan anak orang bajingan).
3). Kecantikan (bersifat relative bagi kaum laki-laki).
4). Agama (agama islam)

Tidak ada komentar: